Bursa calon ketua umum PSSI semakin ramai. Setelah Nurdin Halid, George Toisutta, Arifin Panigoro dan Jusuf Kalla, nama Sutiyoso disebut-sebut akan dicalonkan sejumlah pemilik hak suara anggota PSSI.
Meski kongres PSSI di Pekanbaru, Riau pada Sabtu (26/3) lalu telah dibatalkan pengurus PSSI pimpinan Nurdin Halid, nama Sutiyoso tetap patut diperhitungkan.
Namanya sudah tidak asing di dunia olahraga nasional. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB Perbasi (Persatuan Olahraga Basket Seluruh Indonesia) dan PB PBSI (Persatuan Olahraga Bulutangkis Indonesia).
Di dunia sepakbola, Bang Yos, demikian orang biasa memanggilnya, pernah menjadi pembina klub Persija Jakarta selama 10 tahun. Saat tahu dirinya menjadi kandidat, Sutiyoso mengaku siap. Ia berjanji akan melakukan beberapa hal mendasar untuk memperbaiki kondisi sepak bola Indonesia.
Berikut petikan wawancara Yahoo! Indonesia dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu melalui sambungan telepon belum lama ini:
Yahoo! : Apa tanggapan Anda ketika nama Anda masuk daftar calon Ketua Umum PSSI?
Bang Yos: Saya merasa terhormat. Pada prinsipnya saya siap. Tugas dan amanah itu tidak boleh kita tolak. Harus kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Lagipula saya bukan orang baru di dunia olahraga. Saya pernah mengurusi cabang menembak, basket dan bulutangkis. Di Persija saja saya 10 tahun menjadi pembina klub.
Y!: Seperti apa pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan kepada Anda?
BY: Sejauh ini masih pendekatan secara personal. Banyak memang yang mendekati dan menghubungi saya. Tapi yang resmi memang belum. Saya kalau diminta secara resmi, mengapa saya tolak. Yang penting saya kan nggak minta kerjaan.
Y!: Jika nanti Bang Yos memang terpilih sebagai Ketua Umum PSSI, apa yang akan pertama Anda lakukan?
BY: Pertama saya akan satukan semua kubu yang sekarang sedang ribut ini.
Y!: Maksud Anda dimasukkan ke dalam kepengurusan di bawah Sutiyoso?
BY: Ya salah satunya bisa itu. Atau saya minta pendapat, masukan dan ide soal bagaimana meningkatkan prestasi dan mutu sepak bola kita. Biar bagaimanapun mereka sudah ada yang bekerja untuk sepak bola Indonesia. Kalau ada yang telah gagal, saya berpendapat jangan dimusuhi apalagi dihujat. Kita ucapkan terima kasih dan perbaiki yang kurang.
Y!: Lalu bagaimana dengan soal pembinaan?
BY: Pembinaan pemain muda juga sangat penting. Jeleknya tim nasional kita kan karena pembinaan yang tidak benar. Saya akan tekankan betul soal pembinaan pemain usia dini.
Y!: Apakah Anda akan mengadaptasi sistem pembinaan pemain muda dari klub-klub terkenal atau negara yang sudah maju sepak bolanya?
BY: Kita lihat dulu yang mana yang cocok dengan orang kita, kultur kita dan kebutuhan kita. Tidak bisa sembarangan asal pakai begitu. Semuanya kan harus dikaji dengan benar.
Y!: Kalau memilih, Anda lebih suka pola pembinaan pemain muda di klub atau negara apa?
BY: Saya pribadi suka dengan sistem yang ada di Inggris.
Y!: Lalu soal kompetisi domestik, rencana Anda untuk membenahi seperti apa?
BY: Yah saya juga prihatin mendengar soal adanya pengaturan skor dan menyogok wasit. Apalagi soal adanya isu judi yang bisa memengaruhi hasil akhir pertandingan.
Y!: Sewaktu di Persija apakah Anda pernah menemukan adanya pengaturan skor atau suap yang berkaitan dengan judi?
BY: Menemukan bukti sih saya belum. Tapi mendengar, iya. Merasakan apalagi. Saya pernah dibuat heran waktu Persija main di Surabaya, saya lupa lawannya. Saat itu saya berpikir, kok gampang banget golnya, nggak masuk akal saja. Apa sudah begini sepak bola kita?
Y!: Apa strategi Anda menyikapi adanya pengaturan skor, menyuap wasit atau pemain agar hasil akhir pertandingan bisa diatur?
BY: Ya mafia sepak bola harus disikat. Nggak ada ampun, nggak ada kompromi. Kamu tahulah saya seperti apa saat jadi gubernur.
Meski kongres PSSI di Pekanbaru, Riau pada Sabtu (26/3) lalu telah dibatalkan pengurus PSSI pimpinan Nurdin Halid, nama Sutiyoso tetap patut diperhitungkan.
Namanya sudah tidak asing di dunia olahraga nasional. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB Perbasi (Persatuan Olahraga Basket Seluruh Indonesia) dan PB PBSI (Persatuan Olahraga Bulutangkis Indonesia).
Di dunia sepakbola, Bang Yos, demikian orang biasa memanggilnya, pernah menjadi pembina klub Persija Jakarta selama 10 tahun. Saat tahu dirinya menjadi kandidat, Sutiyoso mengaku siap. Ia berjanji akan melakukan beberapa hal mendasar untuk memperbaiki kondisi sepak bola Indonesia.
Berikut petikan wawancara Yahoo! Indonesia dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu melalui sambungan telepon belum lama ini:
Yahoo! : Apa tanggapan Anda ketika nama Anda masuk daftar calon Ketua Umum PSSI?
Bang Yos: Saya merasa terhormat. Pada prinsipnya saya siap. Tugas dan amanah itu tidak boleh kita tolak. Harus kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Lagipula saya bukan orang baru di dunia olahraga. Saya pernah mengurusi cabang menembak, basket dan bulutangkis. Di Persija saja saya 10 tahun menjadi pembina klub.
Y!: Seperti apa pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan kepada Anda?
BY: Sejauh ini masih pendekatan secara personal. Banyak memang yang mendekati dan menghubungi saya. Tapi yang resmi memang belum. Saya kalau diminta secara resmi, mengapa saya tolak. Yang penting saya kan nggak minta kerjaan.
Y!: Jika nanti Bang Yos memang terpilih sebagai Ketua Umum PSSI, apa yang akan pertama Anda lakukan?
BY: Pertama saya akan satukan semua kubu yang sekarang sedang ribut ini.
Y!: Maksud Anda dimasukkan ke dalam kepengurusan di bawah Sutiyoso?
BY: Ya salah satunya bisa itu. Atau saya minta pendapat, masukan dan ide soal bagaimana meningkatkan prestasi dan mutu sepak bola kita. Biar bagaimanapun mereka sudah ada yang bekerja untuk sepak bola Indonesia. Kalau ada yang telah gagal, saya berpendapat jangan dimusuhi apalagi dihujat. Kita ucapkan terima kasih dan perbaiki yang kurang.
Y!: Lalu bagaimana dengan soal pembinaan?
BY: Pembinaan pemain muda juga sangat penting. Jeleknya tim nasional kita kan karena pembinaan yang tidak benar. Saya akan tekankan betul soal pembinaan pemain usia dini.
Y!: Apakah Anda akan mengadaptasi sistem pembinaan pemain muda dari klub-klub terkenal atau negara yang sudah maju sepak bolanya?
BY: Kita lihat dulu yang mana yang cocok dengan orang kita, kultur kita dan kebutuhan kita. Tidak bisa sembarangan asal pakai begitu. Semuanya kan harus dikaji dengan benar.
Y!: Kalau memilih, Anda lebih suka pola pembinaan pemain muda di klub atau negara apa?
BY: Saya pribadi suka dengan sistem yang ada di Inggris.
Y!: Lalu soal kompetisi domestik, rencana Anda untuk membenahi seperti apa?
BY: Yah saya juga prihatin mendengar soal adanya pengaturan skor dan menyogok wasit. Apalagi soal adanya isu judi yang bisa memengaruhi hasil akhir pertandingan.
Y!: Sewaktu di Persija apakah Anda pernah menemukan adanya pengaturan skor atau suap yang berkaitan dengan judi?
BY: Menemukan bukti sih saya belum. Tapi mendengar, iya. Merasakan apalagi. Saya pernah dibuat heran waktu Persija main di Surabaya, saya lupa lawannya. Saat itu saya berpikir, kok gampang banget golnya, nggak masuk akal saja. Apa sudah begini sepak bola kita?
Y!: Apa strategi Anda menyikapi adanya pengaturan skor, menyuap wasit atau pemain agar hasil akhir pertandingan bisa diatur?
BY: Ya mafia sepak bola harus disikat. Nggak ada ampun, nggak ada kompromi. Kamu tahulah saya seperti apa saat jadi gubernur.