LOS ANGELES, KOMPAS.com — Pelari terberat yang pernah menyelesaikan lari maraton berbobot 125 kilogram. Berat badan rata-rata pelari maraton putra sekitar 55 kg. Jumlahkan keduanya dan Anda mendapatkan Kelly Gneiting. Gneiting, juara nasional sumo Amerika Serikat tiga kali, memiliki bobot 181,5 kg saat mengikuti Maraton Los Angeles, Minggu (20/3).
Setelah berjuang selama 9 jam 48 menit 52 detik, dia mencapai finis dan mencatatkan diri dalam Guinness World Record sebagai pelari terberat yang menyelesaikan maraton sejauh 42,195 kilometer. Gneiting berlari-lari kecil di 12 km pertama dan menyelesaikan sisanya dengan jalan kaki.
Dia kerap berhenti di perempatan dan lampu merah karena tertinggal jauh dari kecepatan standar yang ditetapkan panitia, yaitu delapan menit per km. Dia mengaku kelelahan setelah 16 km dan baru sadar melewati 24 km ketika temannya membawakan kaus kaki pengganti.
”Aku benar-benar berjuang di 8 km terakhir. Tetapi, kalaupun harus merangkak, akan kulakukan,” ujar Gneiting kepada Los Angeles Times. Ketika akhirnya finis, dia memperbaiki catatan waktunya sendiri lebih dari dua jam. Berat badan Gneiting masih sekitar 90 kg saat kuliah dan melonjak setelah menikah.
Dia menjadi pesumo 11 tahun lalu dan menjadi juara nasional empat tahun kemudian. Meski bobot tubuhnya berlebih, Gneiting mengatakan kondisinya fit dan siap membuktikannya di kompetisi lain. Target berikutnya? Berenang menyeberangi Selat Inggris. Hmmm.... (Reuters/Was)
Setelah berjuang selama 9 jam 48 menit 52 detik, dia mencapai finis dan mencatatkan diri dalam Guinness World Record sebagai pelari terberat yang menyelesaikan maraton sejauh 42,195 kilometer. Gneiting berlari-lari kecil di 12 km pertama dan menyelesaikan sisanya dengan jalan kaki.
Dia kerap berhenti di perempatan dan lampu merah karena tertinggal jauh dari kecepatan standar yang ditetapkan panitia, yaitu delapan menit per km. Dia mengaku kelelahan setelah 16 km dan baru sadar melewati 24 km ketika temannya membawakan kaus kaki pengganti.
”Aku benar-benar berjuang di 8 km terakhir. Tetapi, kalaupun harus merangkak, akan kulakukan,” ujar Gneiting kepada Los Angeles Times. Ketika akhirnya finis, dia memperbaiki catatan waktunya sendiri lebih dari dua jam. Berat badan Gneiting masih sekitar 90 kg saat kuliah dan melonjak setelah menikah.
Dia menjadi pesumo 11 tahun lalu dan menjadi juara nasional empat tahun kemudian. Meski bobot tubuhnya berlebih, Gneiting mengatakan kondisinya fit dan siap membuktikannya di kompetisi lain. Target berikutnya? Berenang menyeberangi Selat Inggris. Hmmm.... (Reuters/Was)