Bola.net - Dewan Pengawal Revolusi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (DPR PSSI) terus bertahan di halaman kantor PSSI dengan memborgol diri.
Meski berulang kali mendapatkan ultimatum dari pihak kepolisian, tampaknya hal tersebut tak sedikit pun melunturkan niat DPR PSSI untuk membubarkan diri.
"Lagi-lagi kepolisian dari Polsek Tanah Abang mengultimatum kami untuk membubarkan diri. Polisi memberikan batas waktu hingga hari ini Pukul 12.00 WIB. Menurut mereka, bila tidak membubarkan diri, maka kami akan di evakuasi secara paksa," kata koordinator DPR PSSI, Sangap Surbakti, kepada BOLA.NET, di halaman kantor PSSI, kompleks stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Rabu (30/3).
"Kami akan bertahan sampai tuntutan kami, yakni Nurdin Halid turun dari jabatannya atau pemerintah segera membekukan kepengurusan PSSI di bawah Nurdin Halid sudah terpenuhi," lanjutnya.
Bahkan, Sangap dan kawan-kawan mengaku dirinya rela mengorbankan nyawa demi mempertahankan prinsipnya tersebut. "Jangankan Kepolisian, siapapun yang ingin mengevakuasi kami secara paksa ketika tuntutan kami belum terpenuhi, mereka harus melangkahi mayat kami. Kami akan menghadapinya, meski kematian taruhannya," tegasnya. (bola/esa)
Meski berulang kali mendapatkan ultimatum dari pihak kepolisian, tampaknya hal tersebut tak sedikit pun melunturkan niat DPR PSSI untuk membubarkan diri.
"Lagi-lagi kepolisian dari Polsek Tanah Abang mengultimatum kami untuk membubarkan diri. Polisi memberikan batas waktu hingga hari ini Pukul 12.00 WIB. Menurut mereka, bila tidak membubarkan diri, maka kami akan di evakuasi secara paksa," kata koordinator DPR PSSI, Sangap Surbakti, kepada BOLA.NET, di halaman kantor PSSI, kompleks stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Rabu (30/3).
"Kami akan bertahan sampai tuntutan kami, yakni Nurdin Halid turun dari jabatannya atau pemerintah segera membekukan kepengurusan PSSI di bawah Nurdin Halid sudah terpenuhi," lanjutnya.
Bahkan, Sangap dan kawan-kawan mengaku dirinya rela mengorbankan nyawa demi mempertahankan prinsipnya tersebut. "Jangankan Kepolisian, siapapun yang ingin mengevakuasi kami secara paksa ketika tuntutan kami belum terpenuhi, mereka harus melangkahi mayat kami. Kami akan menghadapinya, meski kematian taruhannya," tegasnya. (bola/esa)